Rabu, 04 Januari 2017

Susi Indrawati, istri Limbad waktu dihubungi ANTARA News

Keadaan pesulap Limbad saat ini telah lebih baik pascapingsan sebentar sesudah mengadakan atraksi di Lombok Tengah saat malam perubahan th..

" Tempo hari pernah pingsan cocok tampak di Lombok. Alhamdulillah (saat ini) telah lebih baik, " tutur Susi Indrawati, istri Limbad waktu dihubungi ANTARA News, Minggu (1/1).

Kelelahan peluang jadi aspek yang bikin pesulap memiliki rambut gimbal itu pingsan. " Kecapekan. Ginjalnya kambuh mungkin saja. Juga mungkin saja lantaran kurang minum air putih. Sama umumnya minum kopi, " kata Susi.

Limbad di ketahui mempunyai kisah penyakit batu ginjal serta pernah melakukan operasi lima th. lantas. harga gitar akustik murah berkualitas Limbad diberitakan pingsan waktu lakukan tindakan gantung diri sepanjang 17 jam di Lapangan Bundar Praya, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (31/12). Pesulap berumur 44 th. itu bergantung dengan leher yang diikat ke instalasi tiang cukup tinggi sambil kenakan jubah hitam.

Selasa, 03 Januari 2017

Muhammad Taufik Hidayat (35), lolos dari hukuman mati di Malaysia

Seseorang warga negara Indonesia asal Serdang, Medan Utara, Sumatra Utara, Muhammad Taufik Hidayat (35), lolos dari hukuman mati di Malaysia.

Hakim Pengadilan Tinggi Alor Star Kedah Malaysia, Arif Abu Bakar Bina Katar, Rabu, melepaskan hukuman mati pada WNI itu.

Menurut info pada 15 Agustus 2014 jam 14. 30 saat setempat di unit kontrol penumpang pejalan kaki Kompleks Imigrasi Bukit Kayu Hitam Kubang Pasu Kedah diketemukan sabu-sabu 2. 081, 8 gr.

Hakim Arif Abu Bakar Bina Katar melepaskan vonis mati Taufik lantaran kesaksiannya di pengadilan dapat di terima.

Sesudah lolos dari hukuman mati Taufik ditahan oleh imigrasi untuk sistem dokumentasi.

Dalam kesaksian tercatat yang mengedar di wartawan, Taufik menyampaikan sebelumnya peristiwa, pihaknya cuma seseorang penjual mi goreng.

Taufik menyampaikan, sekitaran Juli 2014 kawannya yang bernama Iwan menghubungi dianya serta menawari pekerjaan.

Iwan memberitahu pekerjaan itu membutuhkan hadirnya Taufik ke Thailand untuk peroleh sampel pakaian serta sepatu. Iwan pernah narasi pada Taufik bila dianya memiliki usaha pakaian dengan cara online.

" Aku terima tawaran kerja itu. Iwan menyuruh aku ke Bangkok untuk memperoleh pakaian kanak-kanak serta sepatu wanita dengan menjumpai rekannya bernama Dedi. Aku juga diminta mencari sampel pakaian di Thailand di sebagian tempat di Thailand. Iwan memberitahukan bakal kirim gambar-gambar lewat handphone, " tuturnya.

Sebelumnya ke Bangkok Iwan sudah mengenalkan Taufik pada kawannya April Naldi untuk mengurusikan semuanya persediaan berkenaan pekerjaan itu.

April memberi satu lembar kartu ATM pada Taufik untuk uang berbelanja sepanjang perjalanan.

" Aku ke Bangkok 3 Agustus 2014. Sesudah di Bangkok aku bermalam di satu hotel yang aku lupa namanya. Pada 4 Agustus, Iwan menghubungi aku serta katakan bila kawannya bernama Dedi akan tiba menyerahkan pakaian kanak-kanak sepatu-sepatu wanita baru ke aku, " tuturnya.

Taufik meneruskan, Dedi lalu datang serta menyerahkan satu tas serta menyampaikan tas itu berisikan pakaian kanak-kanak dan sepatu wanita milik Iwan pada dianya.

" Aku buka tas itu cuma terlihat pakaian kanak-kanak serta sepatu wanita seperti di sampaikan Iwan. Aku meyakini tas itu tak ada permasalahan. Kemudian aku mengambil tas itu, " tuturnya.

Sesudah terima tas, Taufik disuruh Iwan untuk pergi ke Hat Yai untuk mencari baju yang murah.

" Aku naik bus dari Bangkok ke Hat Yai. Tas yang aku bawa dari Indonesia sudah ditinggalkan di Bangkok lantaran aku bakal balik ke Bangkok untuk naik kapal terbang balik ke Indonesia pada 20 Agustus 2014, " tuturnya.

Sesudah tiba di Hat Yai, katanya, dia telah mengemukakan pada Iwan bila dianya bakal pergi ke Kuala Lumpur menengok adiknya serta bakal kembali pada Thailand kemudian.

Lalu dianya beli ticket bus di Hat Yai untuk bertolak ke Kuala Lumpur.

" Sesudah tiba di Imigrasi Bukit Kayu pada 5 Agustus 2014, aku turun dari bus serta pergi ke loket Imigrasi. Kemudian aku membawa tas serta menempatkan tas untuk di check. Lalu dua pegawai menginginkan mengecek tas. Aku berikan itu tas rekan aku, " tuturnya.

Sesudah kontrol itu dianya diberitahu bila dianya ditahan serta dibawa ke kamar oleh dua orang. Petugas menyampaikan dianya ditahan lantaran ada barang mencurigakan.

" Pegawai yang membongkar tas aku menyampaikan ada sabu-sabu didalam tas. Aku terperanjat serta aku berulang-kali memberitahukan kalau aku tidak paham bila ada sabu-sabu. Aku berikan ada nomer handphone Iwan di telephone genggam yang dibawa petugas namun mereka tak menghiraukan, " tuturnya.

Taufik menyampaikan info tercatat yang di sampaikan pada petugas pengadilan itu yaitu benar selama pengetahuan serta keyakinan dianya.

Ketua Satgas Perlindungan WNI KBRI Kuala Lumpur, Yusron D Ambary, membetulkan infromasi tentang WNI yang lolos dari hukuman mati pada sidang Pengadilan Awal di Alor Star Kedah.